DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………… i
Daftar Isi ………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………… 4
1.1 Latar Belakang ………………… 4
1.2 Rumusan Masalah ………………… 4
1.3 Tujuan Penelitian ………………… 4
BAB
II PEMBAHASAN …………………
5
A.
Pengertian
Seks atau Jenis kelamin ………………… 5
B.
Teori
Penentuan Seks Atau Jenis Kelamin …………………
5
C.
Hal Yang Mempengaruhi Penentuan Seks ………………… 7
D.
Kromosom Penentu Seks atau Jenis
Kelamin ………………… 9
E.
Kelainan
Pada Kromosom
Kelamin Manusia ..…………..……
.11
F.
Cara
Memproleh Keturunan Sesuai Yang Diinginkan ……………….14
BAB
III PENUTUP ………………… 17
3.1
Kesimpulan …………………
17
3.2
Saran …………………
17
Glosarium …………………18
Daftar
Pustaka ………………… 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak mitos tentang
seks dan kehamilan yang berkembang di masyarakat seringkali dianggap sebagai
kebenaran. Karena dianggap benar maka perilaku seksual juga dipengaruhi dan
mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu. Salah satu mitos yang
sering beredar adalah yang mengaitkan posisi hubungan seksual dengan jenis
kelamin bayi yang akan dilahirkan.
Konon kalau posisi
lelaki ketika melakukan hubungan seksual dimulai dari kiri dan diakhiri di
sebelah kanan, maka bayi laki-laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila
hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi
perempuan yang akan dilahirkan. Tentu saja informasi ini salah dan tidak benar.
Masih banyak mitos lainnya, misalnya jenis kelamin anak pertama tergantung pada
siapa yang jatuh cinta lebih dulu. Bila si ayah yang duluan jatuh cinta pada
ibu maka pasangan tersebut akan dikaruniai anak laki-laki.
Mitos tersebut
terdengar lucu, tapi memang seperti itulah mitos-mitos yang berkembang tentang
cara mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang kita inginkan. Nah, agar kita
tidak menjadi salah kaprah, maka penulis akan membahas sedikit tentang penentuan
seks atau jenis kelamin.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penentuan seks?
2. Bagaimana dengan teori-teori penentu
seks?
3. Apa yang mempengaruhi penentu seks?
4. Bagaimana kromosom bisa mempengaruhi
seks?
5. Apa akibat dari kelainan kromosom?
6. Bagaimana Cara Memproleh Keturunan Sesuai
Yang Diinginkan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian seks.
2. Memaparkan teori-teori penentu seks.
3. Menyelidiki hal yang mempengaruhi
penentu seks.
4. Mengetahui pengaruh kromosom
terhadap penentu seks.
5. Menghadirkan contoh-contoh kelainan kromosom.
6.
Cara
Memproleh Keturunan Sesuai Yang Diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Seks atau Jenis kelamin
Kita
sebagai mahasiswa pasti sudah tahu apa itu seks atau jenis kelamin itu, tentu
saja seks atau jenis kelamin adalah alat reproduksi yang terdapat hampir pada
semua makhluk hidup.
B.
Teori
Penentuan Seks Atau Jenis Kelamin
Secara
umum penentuan seks dipengaruhi oleh dua faktor:
1. faktor luar atau faktor lingkungan
(fisiologis), seks (JK) anak ditentukan oleh :
¥ Kekuatan orang tua
¥ Makanan ibu
¥ Iklim
¥ Penyebab lainnya
2. Faktor genetik (Reproduksi
seksual) :
µ Jantan (♂ ) spermatozoa
µ Betina (♀) ovum
µ Hermafrodit (☿)
Faktor genetik memberikan pengaruh dari komposisi kromosom.
Penelitian yang dilakukan oleh H. Henking (1891) dan dikuatkan dengan
penelitian C.E. McClung (1902) bahwa adanya “badan X” di dalam kromosom
dan tidak menjadi faktor penentu genetik.
Penelitian yang menggunakan Drosophila melanogaster
tersebut memberikan informasi baru tentang adanya tipe jenis kelamin yang
beranekaragam.
TIPE XY
: Umum akan ditemukan
baik pada hewan, tumbuhan dan manusia
TIPE XO
: Terdapat pada Ordo
Orthoptera dan Heteroptera
TIPE ZW
: Beberapa jenis kupu,
ikan, reptil dan burung. Betina : ZW, jantan : ZZ
TIPE ZO
: Unggas. Betina : ZO
dan jantan : ZZ
TIPE Haploid Diploid
: Pada Hymenoptera: lebah; semut; dsb.
Teori
Mekanisme Penentuan Seks (JK)
1) Teori Lingkungan
2) Ploiditas (Variasi Jumlah
Kromosom)
3) Arrhenotoky
4) Alel Multipel
Terangkai – X
5) Teori Keseimbangan
Set Autosom & Kromosom Seks
6) Teori Kromosom
Seks
7) Teori Gen
8) Teori Antigen HY
9) Penentuan JK Pada
Manusia
1.
Teori Lingkungan
F Pengaruh Suhu
Larva kodok (200C)
ð 50% kodok ♂ & kodok ♀
Larva kodok (320C)
ð 100% kodok ♂
Larva Drosophylla
melanogaster ð suhu tinggi 100% ♀
F Pengaruh Habitat ð Bonelia viridis
(Cacing laut)
¯ Tubuh cacing ♀ > ♂
¯ Cacing ♂ ðhidup pada tubuh betina,
parasit pada uterus
¯ Larva Bonelia
viridis ð larva indiferen dan
hidup melayang di laut
¯ Jika jatuh dekat
cacing ♀ ð cacing ♂
¯ Jika tidak jatuh
dekat cacing ♀ ð cacing ♀
2. Teori Ploiditas
F Beberapa spesies ð telur infertil ð individu dewasa
Telur infertil ð ♂ haploid ð partenogenesis
Telur fertil ð ♀ diploid
Ditemukan pada
insekta (khususnya lebah)
3.
Teori Arrhenotoky
F Cara penentuan seks pada
kumbang
ð Penentuan seks
ditentukan oleh ∑ set kromosom
Kumbang ♀ ð diploid (2 N) ð pembentukan gamet dengan
meiosis
Kumbang ♂ ð haploid (1 N) ð pembentukan gamet dengan
mitosis
Telur infertil ð ♂ (partenogenesis)
Telur fertil ð ♀
4.
Alel Multipel Terangkai - X
F Bracon hebetor ð penentuan seks ð Ploiditas (Umum)
® Lebah ♂ (haploid/monoploid)
® Diploid (awalnya
= penentuan seks arrhenotoky)
ð adanya lebah ♂
diploid/mandul (≠ arrhenotoky)
ð mandul ð akibat homozigot pada gen
tertentu bersifat alel multipel pada kromosom X
® Alel pada X ð 9 alel (kode Xa, Xb, s/d Xi)
® ♀ fertil ð genotip heterozigot (XaXb,
XaXc, XgXi)
♂ steril ð genotip homozigot (XaXa,
XdXd, XiXi)
♂ fertil ð genotip monoploid (Xa, Xh,
Xg, dstnya).
5.
Teori Keseimbangan
(Set Autosom & Kromosom Seks)
F Drosophylla melanogaster (Lalat buah)
ð 8 (4 pasang)
kromosom ð 1 kromosom seks
F Pasangan kromosom seks :
{ 2 kromosom tidak
sama ukuran & bentuk (X & Y)
{ ♂ (XY) dan ♀ (XX)
ð Penentuan seks
secara kromosom seks
F Morgan
(1920), Bridges (1916)
] Lalat buah JK
tidak jelas (interseks) & steril
] Berbagai kelainan
bentuk kromosom
] Lalat interseks
triploid (XXY & 3 set autosom)
] Lalat jantan triploid (XXY & 3 set autosom)
ð Cara penentuan
seks berdasarkan Rasio jumlah kromosom X terhadap ∑ set autosom
6.
Teori Kromosom Seks
F Kebanyakan hewan XX ð♀; XY ð♂
ð Keraguan
penentuan seks secara rasio kromosom seks & ∑ set autosom
ð Homogamet (♀) & Heterogamet (♂)
F Mc Lung
(1902)
“∑ kromosom belalang ♀ selalu
genap, sebaliknya pada belalang ♂ jantan
selalu ganjil”
F Wilson (1905)
:
{ Kromosom
penentuan seks ð Kromosom seks
{ Belalang ♀ dengan kromosom
genap & 1 pasang kromosom seks (XX)
{ Belalang ♂ (ganjil) punya 1
kromosom X (XO)
{ Tipe penentuan
seks XX/XO
F Pada insekta lain
ð ♂ juga berkromosom
genap (kromosom X punya pasangan lebih kecil ð kromosom Y)
ð Penentuan seks
tipe XX/XY (= tipe manusia)
F Pada burung
(ayam) digunakan cara yang sama :
¥ Heterogamet (♀) ð ZW &
homogamet (♂) ð ZZ
¥ Agar tidak keliru
ð kromosom ZZ & ZW
¥ Beberapa spesies
burung ð heterogamet
ð monosomi (Z0)
7.
Teori Gen (Sturtevant, 1945)
F Gen penentu seks pada lalat
buah terdapat pada kromosom X dan autosom
ð Pada beberapa
spesies ð gen tertentu mempengaruhi
& mengubah penentuan seks normal
F Sturtevant (1945)
µ Gen transformer (tra/tra)
bersifat resesif pada homozigot
µ Mengubah lalat
buat ♀ (XX) ð ♂ (XY) steril
8.
Teori Antigen H-Y
F Mencit ♂ (Gasser & Silver, 1972; Wachtel, 1976)
ð Protein permukaan kulit Histocompatibility-Y
Antigene (Ag-HY)
♕ Berperan penting dalam penolakan
transplantasi kulit dari ♂ ke ♀ dan tidak sebaliknya.
♕ Ag-HY dibentuk pada lengan panjang kromosom
Y (juga pada manusia)
♕ Adanya Ag-HY ð menginduksi
terbentuknya testis pada gonad
♕ Pada sel-sel gonad ♂ terdapat lekukan Anchorage site dan receptor
untuk Ag-HY
♕ Ag-HY masuk
sebagai pasak antara sel-sel gonad ð sel-sel gonad
teratur ð jaringan testis
(tidak pada ovarium)
9.
Penentuan Seks Pada Manusia
F Penentuan seks pada manusia ð kromosom seks X dan Y
ð Kromosom Y dominan
terhadap X dalam menentukan jenis
kelamin laki-laki
F Pada lengan pendek kromosom
Y terdapat :
1. Gen M (male determining gene)
2. Gen F (female determining gene)
ð Gen M dominan
terhadap gen F
ð JK tidak
tergantung jumlah gen F / kromosom X
ð Makin banyak gen
F ð Kelainan makin jelas
C. Hal
Yang Mempengaruhi Penentuan Seks
Di dalam sistem reproduksi manusia,
individu baru (bayi) dihasikan dari bergabungnya dua sel (gamete): ovum
atau sel telur yang diproduksi oleh wanita, dan sperma yang diproduksi oleh
pria. Penggabungan dua gamete ini disebut sebagai fertilisasi, dan sel
yang dihasilkan yang akan tumbuh menjadi individu baru ini disebut sebagai
zigot atau janin. Tiap gamete menyumbangkan setengah dari materi genetis
yang ada pada zigot, dan oleh karena itu pada individu yang baru tersebut,
setengah dari materi genetis itu disumbangkan oleh sang ibu dan yang lainnya
oleh sang ayah.
2. Sel Reproduksi
Manusia memiliki sistem penentuan
kelamin yang menggambarkan kromosom seks XY untuk pria dan XX untuk wanita.
Penentuan jenis kelamin pada janin bukan ditentukan oleh sel telur pada wanita
tapi ditentukan sel sperma pada pria. Di dalam sistem repropduksi, pria
memiliki 2 jenis sperma yang masing-masing sperma berkromosom X sebagai pembawa
sifat berkelamin wanita dan sperma berkromosom Y sebagai pembawa sifat
berkelamin pria. Sedangkan Wanita hanya memiliki sel telur yang berkromosom X.
Sperma yang berkromosom X membuahi sel telur yang berkromosom X akan
menghasilkan suatu individu yang mengandung kromosom XX, Maka jadilah bayi
berkelamin perempuan. Sedangkan kalau sperma Y membuahi sel telur yang
berkromoson X
|
Prinsipnya yang menentukan jenis
kelamin seorang anak adalah salah satu dari berjuta-juta sel sperma berkromosom
X atau sperma berkromosom Y yang berhasil lebih dahulu membuahi sel telur.
3. Perbedaan Sperma X dan Y
Sperma X dan sperma Y memiliki
perbedaan baik segi bentuk, umur dan segi agresivitasnya. Untuk Sperma X
bentuknya lebih panjang (lonjong) dan lebih besar, gerakannya lambat, Umurnya
lebih lama (5-6 hari), dan tahan terhadap asam. Sedangkan Untuk sperma Y
bentuknya bundar, dan lebih kecil (1/3 X), gerakannya cepat, umurnya lebih
singkat (2-3 hari), dan kurang tahan asam.
Sperma X berukuran
lebih besar dan mempunyai daya hidup yang lebih lama (5-6 hari), namun bergerak
lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran lebih kecil, lebih cepat mati, namun
bergerak lebih cepat. Jadi pada dasarnya, untuk mendapatkan anak perempuan
lakukan posisi hubungan seks yang dapat memperlambat sperma masuk ke rahim dan
saluran telur. Sedangkan untuk mendapatkan anak laki-laki, hubungan seks
diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh dimana posisi tersebut dapat
mempercepat masuknya sperma ke dalam vagina, rahim, dan saluran telur sehingga
sperma Y akan melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat
mencapai sel telur. Perlu diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kelahiran anak dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih
tinggi, yaitu mencapai 51%.
4. Siklus Menstruasi
4. Siklus Menstruasi
Menstruasi
adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. mentruasi yang terjadi
terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi
biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda monopause
(biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung
selama 3-7 hari. siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90 %
wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15 % yang memiliki panjang
siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan
hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung
dari hari pertama periode menstruasi, hari dimana pendaharahan dimulai disebut
sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu
satu hari sebelum pendarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium
dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000 sampai 400.000 ribu sel telur
yang belum matang (folikel). normalnya hanya satu atau beberapa sel telur yang
tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi
berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan
dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi.
proses pelepasan ini disebut dengan OVULASI.
Jika sel telur yang telah dilepaskan
tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses
menstruasi berikutnya.
D. Kromosom
Penentu Seks atau Jenis Kelamin
Penentuan seks pada makhluk hidup
ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan
untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya.
Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX
Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah
sistem haplo-diploid ( haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia,
sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom
seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis
kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio
sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan
masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon
di tubuh embrio tersebut.
Selain untuk menentukan jenis
kelamin, kromosom seks pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada
kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun
perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwariskan kepada
seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh
satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang ibu yang bisa
mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan perempuannya.
Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X,
walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y.
Jika penurunan sifat terpaut seks
mengacu pada alel yang resesif, maka wanita baru akan mengekspresikan gen
tersebut jika alelnya adalah homozigot. Sedangkan pria akan segera
mengekspresikan alel tersebut jika dia memperolehnya karena kromosom X yang
dimilikinya hanya satu. Itulah sebabnya mengapa pria lebih banyak menderita
kelainan terpaut seks dibandingkan wanita.
Sifat kelamin
dari anak sudah ditentukan pada waktu fertilisasi dan bukan oleh sel telur,
melainkan oleh sel mani. Sel-sel wanita maupun pria mempunyai 46 buah kromosom
yaitu 22 pasang kromosom biasa dan sepasang kromosom seks.
Perbedaan
antara sel pria dan sel wanita terletak pada kromosom seks:
PRIA
|
WANITA
|
Sel pria
mempunyai sepasang kromosom seks yang berlainan jadi 22 pasang kromosom biasa
dan sebuah X kromosom seks dan Y sebuah kromosom seks.
|
Sel wanita
mempunyai kromosom seks yang sama jadi 22 pasang kromosom biasa dan dua buah
X kromosom seks.
|
Dalam proses
pematangan dari ovum dan spermatozoa terjadilah pembagian reduksi, pembagian
sedemikian rupa hingga sel-sel yang baru hanya mempunyai separuh dari jumlah
kromosom yang biasa. Jadi, sel telur yang matang mempunyai 22 buah
kromosom biasa dan sepasang X kromosom seks. Tetapi sel mani yang matang
ada dua macam yaitu sel mani dengan 22 buah kromosom biasa dengan sepasang
kromosom seks X dan Y.
Jika
spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah X kromosom membuahi
sebuah sel telur maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa dan 2 buah X
kromosom maka zygote ini akan menjadi anak perempuan.
Jika
spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah Y kromosom membuahi
sebuah sel telur, maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa, sebuah X
kromosom dan sebuah Y kromosom, maka zygote ini akan menjadi anak laki-laki.
Jadi,
yang paling berpengaruh dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma dari
pria. Sperma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan sel telur
wanita hanya mengandung kromosom X. Jadi untuk mendapatkan anak laki-laki,
diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sedangkan untuk mendapatkan anak
perempuan dibutuhkan kromosom X dan X
Seorang dokter dan ahli
internasional dalam bidang fisiologi reproduksi manusia bernama Shettles
telah mengumumkan hasil penelitiannya tentang beberapa fakta ilmiah yang
berkaitan dengan “ pemilihan “ jenis kelamin bayi. Beberapa hasil penelitiannya
yang telah dipublikasikan antara lain :
Pertama, pihak laki-laki ( ayah ) yang menentukan jenis kelamin
anak-anaknya
Kedua, sperma di dalam air mani terdiri dari dua ukuran dan
bentuk :
- Andro-sperma : ukuran lebih kecil, kepala bulat, mengandung kromosom Y, membuahkan jenis kelamin laki-laki.
- Gino-sperma : ukuran lebih besar, kepala lonjong ( oval ) , mengandung kromosom X, membuahkan jenis kelamin wanita
Ketiga, Gino-sperma memiliki daya tahan dan daya hidup lebih besar
dan lebih lama daripada Andro-sperma
Keempat, beberapa factor yang mempengaruhi situasi dan kondisi di
sekitar liang peranakan, antara lain :
- Kondisi asam akan menghambat , baik andro-sperma maupun gino-sperma, namun akan memukul dan melemahkan andro-sperma lebih dini dan dalam jumlah yang banyak.
- Kondisi alkalis akan baik bagi andro-sperma maupun andro-sperma ( susunan kimiawi tubuh wanita menjadi lebih alkalis pada saat mendekati detik-detik ovulasi supaya kemungkinan terjadi pembuahan ( konsepsi ) lebih optimal. Apalagi bila hubungan seks yang dilakukan mencapai orgasme.
Kelima, Dalam lingkungan non asam, andro-sperma mampu bergerak
lebih cepat dan gesit daripada gino-sperma.
Keenam, Penentuan waktu hubungan seks dan saat terjadinya ovulasi
merupakan factor penunjang dalam memilih jenis kelamin bayi;
- Hubungan seks yang dilakukan pada waktu mendekati / dekat saat-saat ovulasi dan apabila lendir liang senggama sangat alkalis , sangat besar kemungkinan menghasilkan bayi laki-laki.
- Hubungan seks yang dilakukan 2- 3 hari sebelum ovulasi, di mana lender liang senggama bersifat asam, kemungkinan membuahkan anak perempuan adalah lebih besar.
Ketujuh, Jumlah sperma persentimeter kubik dapat pula mempengaruhi
jenis kelamin bayi. Apabila jumlah sperma 20 juta atau kurang ( oligospermi
) kemungkinan adanya keturunan adalah terbalik dengan jumlahnya. Dapat
dikatakan, jika jumlah sperma 1 juta atau kurang dan terjadi kehamilan akan
membuahkan bayi perempuan.
Berdasarkan
hasil penelitiannya tersebut, akhirnya Shettles menyusun dua prosedur
dan pedoman masing-masing untuk “memilih” jenis kelamin bayi bagi pasangan
suami istri yang menginginkannya.
E. Kelainan Pada Kromosom Kelamin Manusia
Individu perempuan yang kehilangan sebuah kromosom X
sehingga hanya memiliki 45 kromosom, dengan formula kromosom 22AAXO. Biasa juga
disebut sebagai wanita XO, ciri – ciri seperti tampak pada gambar :
1. Wanita
2. tubuh pendek
3. leher pendek dan bersayap
4. dada lebar dan rata
5. tanda kelamin sekunder tidak muncul
6. amenore primer/steril
keterbelakangan mental.
Individu laki – laki dengan kelebihan sebuah kromosom X
sehingga memiliki 47 kromosom dengan formula 22AAXXY. Nampak seperti normal
terutama pada kanak – kanak namun ketika dewasa menunjukkan ciri – ciri seperti
pada gambar :
1. laki laki
2. postur tinggi
3. IQ rendah
4. steril/infertile
5. ginekomastia
6. memperlihatkan tanda wanita
7. testis kecil
8. lengan dan kaki sangat
panjang/tinggi).
3. Wanita Super
Wanita dengan kelebihan kromosom X sehingga memiliki 47
kromosom, dengan formula kromosom 22AAXXX atau disingkat sebagai wanita XXX.
Hidupnya yang tak lama biasa meninggal diwaktu masih kanak – kanak karena
banyak alat – alat tubuhnya tidak sempurna perkembangannya.
Cirri-ciri:
1. wanita
2. alat kelamin dalam dan payudara
tidak berkembang
3. postur tinggi
4. IQ rendah
5. infertil.
4. Pria XYY (supermale)
Ciri-ciri:
1. tubuh ektrim tinggi
2. IQ 80 – 118
3. abnormal alat genetalia luar dan
dalam
4. tidak menimbulkan anomali pada tubuh
5. lebih agresip dan suka berbuat jahat
6. Tingkah laku eksplosif
7. Hiperaktif dan agresif, dan psikopat
8. Perkembangan seks normal,
testosteron normal.
Sumber
gambar : biologimediacenter.com
F. Cara Memproleh
Keturunan Sesuai Yang Diinginkan
Ada
beberapa metode ilmiah yang bisa kita terapkan untuk mendapatkan jenis kelamin
anak sesuai dengan yang kita inginkan.
1.
Teori
Akihito
Teori
ini menegaskan pada kapan waktu berhubungan seksual. Hasil penelitian
menunjukkan masing-masing kromosom memiliki karakter sendiri-sendiri. Sperma Y
berbentuk bundar, ukurannya lebih kecil atau sekitar sepertiga kromosom X,
bersinar terang, jalannya lebih cepat, dan usianya lebih pendek serta kurang
tahan dalam suasana asam. Sedangkan sperma X ukurannya lebih besar, berjalan
lamban, bentuknya lebih panjang, dan dapat bertahan hidup lebih lama serta
lebih tahan suasana asam.
Dari
data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki maka hubungan
intim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi ovulasi (saat
keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur). Dengan begitu, sperma Y
yang masuk ke dalam rahim dapat langsung membuahi sel telur. Sedangkan untuk
mendapatkan anak perempuan, hubungan intim sebaiknya dilakukan sebelum ovulasi
terjadi. Misalnya, ovulasi diperkirakan terjadi pada tanggal 10. Oleh karena
itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan 3 hari sebelumnya, sehingga pada saat
ovulasi terjadi tinggal sperma X yang masih hidup dan membuahi sel telur.
Metode
ini memang tidak praktis karena pasangan harus tahu saat tepat berlangsungnya
ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang wanita harus mengukur suhu
tubuhnya selama 3 bulan berturut-turut. Proses pengukurannya pun tidak boleh
salah, yakni dengan meletakkan termometer khusus di mulut setiap pagi sebelum
turun dari tempat tidur. Hasil pengukuran itu dicatat dalam sebuah tabel. Bila
suatu hari, suhu tubuh menunjukkan peningkatan, berarti saat itulah ovulasi
sedang terjadi.
Sayangnya,
bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal ini tentu sulit dilakukan.
Keakuratan metode ini juga rendah karena biar bagaimana pun kita tidak tahu
apakah sperma X atau Y yang berhasil membuahi sel telur. Selain cara medis
diatas, ada beberapa cara praktis yang diyakini dapat membuat pasangan
memperoleh anak dengan jenis kelamin yang diidam-idamkan.
a)
MENDAPATKAN
ANAK LAKI-LAKI
Ø
Membilas
Vagina dengan Air + Soda
Larutan
untuk membilas dibuat dari campuran 1 gelas air + 2 sendok makan garam soda
(natrium bikarbonat soda). Mengapa harus dibilas seperti itu? Seperti sudah
disebutkan, kromosom X bersifat lebih tahan asam sedangan kromosom Y bersifat
kurang tahan asam serta jalannya lebih cepat. Nah, pembilasan vagina dengan
larutan garam soda (bersifat basa) bertujuan menurunkan kadar keasaman vagina,
sehingga sperma Y lebih terjamin hidupnya dan bisa melewati liang vagina menuju
rahim untuk membuahi sel telur.
Ø Istri Orgasme Lebih
Dulu
Biarkan
istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan yang dihasilkan
saat wanita mengalami orgasme akan lebih mendukung pergerakan sperma Y untuk
lebih cepat sampai ke sel telur. Semakin cepat sampai akan semakin baik, karena
usia sperma Y lebih pendek.
Ø Posisi Knee-Chest
Ada
posisi yang diduga bisa membuat sperma Y meluncur cepat melalui liang vagina,
rahim, dan sampai ke sel telur, yaitu posisi knee-chest. Posisi dimana suami
bersetubuh dengan istri dari belakang ini disebut juga doggie style.
Ø Penetrasi Dalam
Semakin
dalam penetrasi, maka semakin dekat jarak yang ditempuh sperma menuju sel
telur. Bila suami bisa menekan sedalam-dalamnya saat ejakulasi berlangsung, hal
ini bisa meningkatkan kemungkinan mendapat anak laki-laki.
Ø "Puasa"
Sementara
Untuk
meningkatkan kuantitas volume spermanya, suami dianjurkan menabung spermanya
atau tidak melakukan ejakulasi sekitar 7-8 hari. Dengan jumlah sperma yang
lebih banyak per mililiternya, kemungkinan mendapatkan anak laki-laki juga
meningkat. Puasa seks juga bertujuan menghindari kemungkinan tertinggalnya
sperma X dari hubungan intim yang dilakukan beberapa hari sebelum masa ovulasi.
Bila ada sperma X tertinggal dalam organ reproduksi wanita, begitu tiba masa
ovulasi, ia dapat langsung membuahi sel telur. Berarti anak perempuanlah yang
akan didapat. Sedangkan jika dalam seminggu sebelumnya puasa seks dijalankan,
maka sperma Y memiliki kesempatan yang besar untuk membuahi sel telur.
b)
MEMPEROLEH
ANAK PEREMPUAN
Ø
Membasuh
Vagina dengan Air + Cuka
Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan kadar keasaman vagina, basuhlah daerah itu
dengan 1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok makan asam cuka. Lingkungan
vagina bersuasana asam diharapkan dapat mematikan sperma Y sehingga sperma X
selamat sampai tujuan. Volume sperma X yang banyak dapat meningkatkan
kemungkinan mendapatkan anak perempuan.
Ø Hindari Orgasme
Saat
melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum istri
mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran substansi yang
membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini akan membuat sperma
Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang punya daya tahan lebih baik.
Ø Posisi Muka Bertemu
Muka
Hubungan
intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan suami di atas
sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos ke mulut serviks (leher
rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan sperma pun akan lebih lama dan hal
ini lebih menguntungkan sperma X.
Ø Penetrasi Pendek
Penetrasi
pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke ujung vagina saat suami
mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti memperpanjang jarak sperma ke sel
telur yang diduga akan menambah persentase kesempatan sperma X mengingat daya
tahannya yang lebih kuat dari sperma Y.
Ø Seks Teratur
Dengan
seks teratur, volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tidak ada
sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan
mendapatkan anak perempuan. Kenapa? Sebelum mencapai sel telur, sperma harus
melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan, terutama
sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama jumlahnya akan semakin
sedikit. Nah, untuk mendapatkan volume sperma yang sedikit, hubungan intim
sebaiknya dilakukan setelah haid, setiap 2 hari sekali hingga 2-3 hari
menjelang ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang tahan lebih lama mungkin saja
banyak yang masih tertinggal dan akan membuahi sel telur begitu ovulasi
terjadi.
Hal
yang perlu diketahui adalah semua metode hanya dapat meningkatkan persentase
keberhasilan. Tidak ada yang bisa menjamin 100% bahwa nanti yang keluar pasti
bayi laki-laki atau bayi perempuan. Selamat mencoba!
2.
Berdasarkan makanan dan lingkungan
Penentuan anak laki2 atau perempuan adalah dambaan
sepasang suami istri.
Bila anda ingin merencanakan untuk mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, ada sejumlah cara ilmiah :
a. Untuk mendapatkan bayi laki-laki :
1. Ayah sebaiknya menjalani tiger diet atau makan banyak daging
2. Wanita sebaiknya banyak mengonsumsi sayur mayur dan buah-buahan
3. Vagina dibasuh dengan air hangat dicampur dengan baking soda 15 menit sebelum berhubungan. Tujuannya adalah menjaga agar daerah vagina bersifat basa.
4. Hubungan seks dianjurkan dilakukan pada masa subur setelah ovulasi terjadi atau hari ke-15 atau ke-16.
b. Untuk mendapatkan bayi perempuan :
1. Ayah sebaiknya banyak makan sayur mayur dan buah.
2. Wanita sebaiknya banyak mengonsumsi daging.
3. Vagina dibasuh dengan air hangat dicampur dengan cuka dapur 15 menit sebelum berhubungan. Tujuannya adalah menjaga agar daerah vagina bersifat asam.
4. Hubungan seks dianjurkan dilakukan sebelum ovulasi atau hari ke-12 atau ke-13.
Bila anda ingin merencanakan untuk mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, ada sejumlah cara ilmiah :
a. Untuk mendapatkan bayi laki-laki :
1. Ayah sebaiknya menjalani tiger diet atau makan banyak daging
2. Wanita sebaiknya banyak mengonsumsi sayur mayur dan buah-buahan
3. Vagina dibasuh dengan air hangat dicampur dengan baking soda 15 menit sebelum berhubungan. Tujuannya adalah menjaga agar daerah vagina bersifat basa.
4. Hubungan seks dianjurkan dilakukan pada masa subur setelah ovulasi terjadi atau hari ke-15 atau ke-16.
b. Untuk mendapatkan bayi perempuan :
1. Ayah sebaiknya banyak makan sayur mayur dan buah.
2. Wanita sebaiknya banyak mengonsumsi daging.
3. Vagina dibasuh dengan air hangat dicampur dengan cuka dapur 15 menit sebelum berhubungan. Tujuannya adalah menjaga agar daerah vagina bersifat asam.
4. Hubungan seks dianjurkan dilakukan sebelum ovulasi atau hari ke-12 atau ke-13.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. SIMPULAN
Sistem penentuan kelamin XY adalah sistem penentuan kelamin yang dapat
ditemui pada mamalia (termasuk manusia), dan
beberapa serangga (Drosophila) serta beberapa tumbuhan (Ginkgo). Pada
sistem penentuan seks XY, betina memiliki dua dari kromosom seks yang sama
jenisnya (XX), dan disebut kelamin homogenik sedangkan jantan memiliki dua kromosom seks berbeda
(XY), dan disebut kelamin heterogenik.
Sehingga
jelaslah sudah, bahwa kromosom sekslah penentu seks seseorang yang ternyata
berasalah dari kromosom seks seorang ayah, karena ayah mempunyai du kromsom
seks yaitu X dan Y.
B. SARAN
Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan
minimal tiga literatur untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan
sebaiknya perlu ditambahkan lagi buku-buku kesehatan lainnya yang belum
tersedia di perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas mahasiswa.
Dan kami berharap
makalah atau karya tulis ini dapat bermanfaat pagi pembaca sebagai ilmu
pengetahuan atau wawasan umum. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan sarana yang
kami miliki. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sesalu kami
harapkan sehinga dimasa mendatang makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Glosarium
Istilah – istilah maning!!!
Kromosom XY :
kromosom kelamin/ seks
Kromosom AA : kromosom autosom atau kromosom tubuh
Homogametik : kromosom sama (terletak pada
betina)
Heterogametik :
kromosom berbeda (biasa terletak pada jantan)
Nondisjunction : tidak memisahkan diri pada sepasang
kromosom seks saat meiose
Betina super :
3AAXXX (ada kelainan pada alat tubuh)
Betina dgn Y :
3AAXXY (seperti betina biasa dan fertil)
Jantan steril
: 3AAXO
3AAYO
: letal dan tak punya
keturunan
Ginandromorf
: lalat dengan separoh tubuhnya
terdiri dari jaringan betina dan separoh jantan
Interseks
: lalat dengan jaringan tubuhnya mosaik
(3AAAXX)
Jantan super
: 3AAAXY, tak lama hidup
dengan keaadaan steril dan triploid
3AAXXY : betina dengan “attached X
chromosome” atau kromosom X yang melekat
Indeks Kelamin : banyaknya kromosom X/banyaknya sel
autosom atau disingkat X/A
Letal
: tidak
ada
Fertil
: subur
Steril
: mandul
Ginospermium :
spermatozoa dengan 22 autosom
dengan sebuah kromosom X, 22AX
Androspermium : spermatozoa dengan 22 autosom
dengan sebuah kromosom Y, 22AY
Sel kromatin
: ditemukan pada sel saraf atau
jaringan lain guna seks kromatin
Hipotesa Lyon : kromosom X mengalami perubahan dr
induk n kehilangan aktivitas genetiknya
Partenogenese :
terbentuknya mahluk dari sel telur tanpa pembuahan. Diploid Haploid
Ordo
Orthoptera :
Heteroptera :
Hymenoptera :
Ploiditas : Variasi Jumlah Kromosom)
Arrhenotoky
:
Drosophylla
melanogaster :
Bonelia viridis :
Cacing laut
Daftar pustaka
Pratiwi. D.A, dkk.
2007. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta.
Erlangga.
Rochman. Dedi M. 2007.
Intisari Biologi untuk SMA Kelas X, XI,
dan XII. Bandung. Cv Pustaka Setia.
Kusumawati. Rohana,
dkk. 2011. Detik-Detik Biologi SMA/MA.
Jakarta. Intan Pariwara
Broooker, Cristine.
2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta:EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar