Minggu, 08 Juni 2014

Penentuan seks (Jenis Kelamin)



DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                         ………………… i
Daftar Isi                                                                                                                   ………………… ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                        ………………… 4
1.1  Latar Belakang                                                                                     ………………… 4
1.2  Rumusan Masalah                                                                              ………………… 4
1.3  Tujuan Penelitian                                                                               ………………… 4

BAB II PEMBAHASAN                                                                                         ………………… 5
A.      Pengertian Seks atau Jenis kelamin                                           ………………… 5
B.       Teori Penentuan Seks Atau Jenis Kelamin                    ………………… 5
C.      Hal Yang Mempengaruhi Penentuan Seks                                  ………………… 7
D.      Kromosom Penentu Seks atau Jenis Kelamin                ………………… 9
E.       Kelainan Pada Kromosom Kelamin Manusia               ..…………..…… .11
F.        Cara Memproleh Keturunan Sesuai Yang Diinginkan ……………….14

BAB III PENUTUP                                                                                                  ………………… 17
3.1 Kesimpulan                                                                                          ………………… 17
3.2 Saran                                                                                                      ………………… 17
Glosarium                                                                                                                 …………………18
Daftar Pustaka                                                                                                         ………………… 19




BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Banyak mitos tentang seks dan kehamilan yang berkembang di masyarakat seringkali dianggap sebagai kebenaran. Karena dianggap benar maka perilaku seksual juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu. Salah satu mitos yang sering beredar adalah yang mengaitkan posisi hubungan seksual dengan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.
Konon kalau posisi lelaki ketika melakukan hubungan seksual dimulai dari kiri dan diakhiri di sebelah kanan, maka bayi laki-laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi perempuan yang akan dilahirkan. Tentu saja informasi ini salah dan tidak benar. Masih banyak mitos lainnya, misalnya jenis kelamin anak pertama tergantung pada siapa yang jatuh cinta lebih dulu. Bila si ayah yang duluan jatuh cinta pada ibu maka pasangan tersebut akan dikaruniai anak laki-laki.
Mitos tersebut terdengar lucu, tapi memang seperti itulah mitos-mitos yang berkembang tentang cara mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang kita inginkan. Nah, agar kita tidak menjadi salah kaprah, maka penulis akan membahas sedikit tentang penentuan seks atau jenis kelamin.

B.    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu penentuan seks?
2.      Bagaimana dengan teori-teori penentu seks?
3.      Apa yang mempengaruhi penentu seks?
4.      Bagaimana kromosom bisa mempengaruhi seks?
5.      Apa akibat dari kelainan kromosom?
6.      Bagaimana Cara Memproleh Keturunan Sesuai Yang Diinginkan?

C.    TUJUAN
1.    Mengetahui pengertian seks.
2.    Memaparkan teori-teori penentu seks.
3.    Menyelidiki hal yang mempengaruhi penentu seks.
4.    Mengetahui pengaruh kromosom terhadap penentu seks.
5.    Menghadirkan contoh-contoh kelainan kromosom.
6.    Cara Memproleh Keturunan Sesuai Yang Diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Seks atau Jenis kelamin
            Kita sebagai mahasiswa pasti sudah tahu apa itu seks atau jenis kelamin itu, tentu saja seks atau jenis kelamin adalah alat reproduksi yang terdapat hampir pada semua makhluk hidup.
B.   Teori Penentuan Seks Atau Jenis Kelamin

Secara umum penentuan seks dipengaruhi oleh dua faktor:
1.      faktor luar atau faktor lingkungan (fisiologis), seks (JK) anak ditentukan oleh :
¥ Kekuatan orang tua
¥ Makanan ibu
¥ Iklim
¥ Penyebab lainnya
2.      Faktor genetik (Reproduksi seksual) :
µ Jantan (♂ ) spermatozoa
µ Betina (♀) ovum
µ Hermafrodit ()
Faktor genetik memberikan pengaruh dari komposisi kromosom. Penelitian yang dilakukan oleh H. Henking (1891) dan dikuatkan dengan penelitian C.E. McClung (1902) bahwa adanya “badan X” di dalam kromosom dan tidak menjadi faktor penentu genetik.

Penelitian yang menggunakan Drosophila melanogaster tersebut memberikan informasi baru tentang adanya tipe jenis kelamin yang beranekaragam.
TIPE XY                           : Umum akan ditemukan baik pada hewan, tumbuhan dan manusia
TIPE XO                           : Terdapat pada Ordo Orthoptera dan Heteroptera
TIPE ZW                          : Beberapa jenis kupu, ikan, reptil dan burung. Betina : ZW, jantan : ZZ
TIPE ZO                           : Unggas. Betina : ZO dan jantan : ZZ
TIPE Haploid Diploid      : Pada Hymenoptera: lebah; semut; dsb.

Teori Mekanisme Penentuan Seks (JK)
1)      Teori Lingkungan
2)      Ploiditas (Variasi Jumlah Kromosom)
3)      Arrhenotoky
4)      Alel Multipel Terangkai – X
5)      Teori Keseimbangan Set Autosom & Kromosom Seks
6)      Teori Kromosom Seks 
7)      Teori Gen
8)      Teori Antigen HY
9)      Penentuan JK Pada Manusia

1. Teori Lingkungan 
F Pengaruh Suhu
    ­ Larva kodok (200C) ð 50% kodok & kodok   
    ­ Larva kodok (320C) ð 100% kodok  
    ­ Larva Drosophylla melanogaster ð suhu tinggi 100%
F Pengaruh Habitat ð Bonelia viridis (Cacing laut)
    ¯ Tubuh cacing >
    ¯ Cacing ðhidup pada tubuh betina, parasit pada uterus
    ¯ Larva Bonelia viridis ð larva indiferen dan hidup  melayang di laut
    ¯ Jika jatuh dekat cacing ð cacing
    ¯ Jika tidak jatuh dekat cacing ð cacing

 2. Teori Ploiditas
F Beberapa spesies ð telur infertil ð individu dewasa
    ­ Telur infertil ð haploid ð partenogenesis  
    ­ Telur fertil ð diploid  
    ­ Ditemukan pada insekta (khususnya lebah)

3. Teori Arrhenotoky  
F Cara penentuan seks pada kumbang
    ð Penentuan seks ditentukan oleh ∑ set kromosom
    ­ Kumbang ð diploid (2 N) ð pembentukan gamet dengan meiosis  
    ­ Kumbang ð haploid (1 N) ð pembentukan gamet dengan mitosis   
    ­ Telur infertil ð (partenogenesis)
    ­ Telur fertil ð

4. Alel Multipel Terangkai - X
  F Bracon hebetor ð penentuan seks ð Ploiditas  (Umum)
 ® Lebah (haploid/monoploid)  
 ® Diploid (awalnya = penentuan seks arrhenotoky)
     ð adanya lebah   diploid/mandul (≠ arrhenotoky)
     ð mandul ð akibat homozigot pada gen tertentu bersifat alel multipel pada kromosom X
 ® Alel pada X ð 9 alel (kode Xa, Xb, s/d Xi)
 ® fertil ð genotip heterozigot (XaXb, XaXc, XgXi)
     steril ð genotip homozigot (XaXa, XdXd, XiXi)
     fertil ð genotip monoploid (Xa, Xh, Xg, dstnya).
  
5. Teori Keseimbangan
    (Set Autosom & Kromosom Seks)
  F Drosophylla melanogaster  (Lalat buah)
       ð 8 (4 pasang) kromosom ð 1 kromosom seks
  F  Pasangan kromosom seks :
       { 2 kromosom tidak sama ukuran & bentuk (X & Y)
       { (XY) dan (XX)
           ð Penentuan seks secara kromosom seks
  F Morgan (1920), Bridges (1916)
      ] Lalat buah JK tidak jelas (interseks) & steril
      ] Berbagai kelainan bentuk kromosom
      ] Lalat interseks triploid (XXY & 3 set autosom)
      ] Lalat jantan  triploid (XXY & 3 set autosom)
          ð Cara penentuan seks berdasarkan Rasio jumlah kromosom X terhadap ∑ set autosom

6. Teori Kromosom Seks
  F Kebanyakan hewan XX ð;  XY ð
       ð Keraguan penentuan seks secara rasio kromosom seks & ∑ set autosom
       ð Homogamet () & Heterogamet ()
 F Mc Lung (1902)
  ∑ kromosom belalang   selalu genap,  sebaliknya pada belalang   jantan selalu ganjil”
 F Wilson (1905) :
    { Kromosom penentuan seks ð Kromosom seks
    { Belalang   dengan kromosom genap & 1 pasang kromosom seks (XX)
    { Belalang   (ganjil) punya 1 kromosom X (XO)
    { Tipe penentuan seks XX/XO
 F Pada insekta lain ð juga berkromosom genap (kromosom X punya pasangan lebih kecil ð kromosom Y)
      ð Penentuan seks tipe XX/XY (= tipe manusia)
 F Pada burung (ayam) digunakan cara yang sama :
 ¥ Heterogamet () ð ZW & homogamet () ð ZZ
 ¥ Agar tidak keliru ð kromosom ZZ & ZW
 ¥ Beberapa spesies burung ð heterogamet
                                                       ð monosomi (Z0)

7. Teori Gen (Sturtevant, 1945)
F Gen penentu seks pada lalat buah terdapat pada kromosom X dan autosom
     ð Pada beberapa spesies ð gen tertentu mempengaruhi & mengubah penentuan seks normal
F Sturtevant (1945)
    µ Gen transformer (tra/tra) bersifat resesif pada homozigot
    µ Mengubah lalat buat (XX) ð (XY) steril

8. Teori Antigen H-Y
F Mencit (Gasser & Silver, 1972; Wachtel, 1976)
                ð Protein permukaan kulit Histocompatibility-Y Antigene (Ag-HY)
  Berperan penting dalam penolakan transplantasi kulit dari ke dan tidak sebaliknya.
   Ag-HY dibentuk pada lengan panjang kromosom Y (juga pada manusia)
  Adanya Ag-HY ð menginduksi terbentuknya testis pada gonad
   Pada sel-sel gonad   terdapat lekukan Anchorage site dan receptor untuk Ag-HY
Ag-HY masuk sebagai pasak antara sel-sel gonad ð sel-sel gonad teratur  ð jaringan testis (tidak pada ovarium)

9. Penentuan Seks Pada Manusia
F Penentuan seks pada manusia ð kromosom seks X dan Y
ð Kromosom Y dominan terhadap  X dalam menentukan jenis kelamin laki-laki
F Pada lengan pendek kromosom Y terdapat :
  1. Gen M (male determining gene)
  2. Gen F (female determining gene)
    ð Gen M dominan terhadap gen F
    ð JK tidak tergantung jumlah gen F / kromosom X
    ð Makin banyak gen F ð Kelainan makin jelas

C.   Hal Yang Mempengaruhi Penentuan Seks

1. Gamet pembentuk zigot atau janin
Text Box: Berjuta-juta sel sperma sedang menuju sel telur dan hanya satu dari mereka yang dapat membuahi satu sel telur yang ada.Di dalam sistem reproduksi manusia, individu baru (bayi) dihasikan dari bergabungnya dua sel (gamete): ovum atau sel telur yang diproduksi oleh wanita, dan sperma yang diproduksi oleh pria. Penggabungan dua gamete ini disebut sebagai fertilisasi, dan sel yang dihasilkan yang akan tumbuh menjadi individu baru ini disebut sebagai zigot atau janin. Tiap gamete menyumbangkan setengah dari materi genetis yang ada pada zigot, dan oleh karena itu pada individu yang baru tersebut, setengah dari materi genetis itu disumbangkan oleh sang ibu dan yang lainnya oleh sang ayah.




2. Sel Reproduksi
Manusia memiliki sistem penentuan kelamin yang menggambarkan kromosom seks XY untuk pria dan XX untuk wanita. Penentuan jenis kelamin pada janin bukan ditentukan oleh sel telur pada wanita tapi ditentukan sel sperma pada pria. Di dalam sistem repropduksi, pria memiliki 2 jenis sperma yang masing-masing sperma berkromosom X sebagai pembawa sifat berkelamin wanita dan sperma berkromosom Y sebagai pembawa sifat berkelamin pria. Sedangkan Wanita hanya memiliki sel telur yang berkromosom X. Sperma yang berkromosom X membuahi sel telur yang berkromosom X akan menghasilkan suatu individu yang mengandung kromosom XX, Maka jadilah bayi berkelamin perempuan. Sedangkan kalau sperma Y membuahi sel telur yang berkromoson X
Gambar menunjukan model kromosom X dan kromosom Y
yang ada pada sel sperma
 
akan menghasilkan individu yang berkromosom XY, Jadilah bayi berkelamin laki-laki.

Prinsipnya yang menentukan jenis kelamin seorang anak adalah salah satu dari berjuta-juta sel sperma berkromosom X atau sperma berkromosom Y yang berhasil lebih dahulu membuahi sel telur.

3. Perbedaan Sperma X dan Y
Sperma X dan sperma Y memiliki perbedaan baik segi bentuk, umur dan segi agresivitasnya. Untuk Sperma X bentuknya lebih panjang (lonjong) dan lebih besar, gerakannya lambat, Umurnya lebih lama (5-6 hari), dan tahan terhadap asam. Sedangkan Untuk sperma Y bentuknya bundar, dan lebih kecil (1/3 X), gerakannya cepat, umurnya lebih singkat (2-3 hari), dan kurang tahan asam.
Sperma X berukuran lebih besar dan mempunyai daya hidup yang lebih lama (5-6 hari), namun bergerak lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran lebih kecil, lebih cepat mati, namun bergerak lebih cepat. Jadi pada dasarnya, untuk mendapatkan anak perempuan lakukan posisi hubungan seks yang dapat memperlambat sperma masuk ke rahim dan saluran telur. Sedangkan untuk mendapatkan anak laki-laki, hubungan seks diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh dimana posisi tersebut dapat mempercepat masuknya sperma ke dalam vagina, rahim, dan saluran telur sehingga sperma Y akan melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat mencapai sel telur. Perlu diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelahiran anak dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi, yaitu mencapai 51%.

4. Siklus Menstruasi
Text Box: alat reproduksi wanita 

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. mentruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda monopause (biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3-7 hari. siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90 % wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15 % yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi  adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi, hari dimana pendaharahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum pendarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000 sampai 400.000 ribu sel telur yang belum matang (folikel). normalnya hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. proses pelepasan ini disebut dengan OVULASI.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi berikutnya.




Text Box:  Diagram siklus normal berserta produksi hormon yang berpengaruh



D.   Kromosom Penentu Seks atau Jenis Kelamin

Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid ( haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut.
Selain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y.
Jika penurunan sifat terpaut seks mengacu pada alel yang resesif, maka wanita baru akan mengekspresikan gen tersebut jika alelnya adalah homozigot. Sedangkan pria akan segera mengekspresikan alel tersebut jika dia memperolehnya karena kromosom X yang dimilikinya hanya satu. Itulah sebabnya mengapa pria lebih banyak menderita kelainan terpaut seks dibandingkan wanita.
Sifat kelamin dari anak sudah ditentukan pada waktu fertilisasi dan bukan oleh sel telur, melainkan oleh sel mani. Sel-sel wanita maupun pria mempunyai 46 buah kromosom yaitu 22 pasang kromosom biasa dan sepasang kromosom seks.
Perbedaan antara sel pria dan sel wanita terletak pada kromosom seks:
PRIA
WANITA
Sel pria mempunyai sepasang kromosom seks yang berlainan jadi 22 pasang kromosom biasa dan sebuah X kromosom  seks dan Y sebuah kromosom seks.
Sel wanita mempunyai kromosom seks yang sama jadi 22 pasang kromosom biasa dan dua buah X kromosom seks.

Dalam proses pematangan dari ovum dan spermatozoa terjadilah pembagian reduksi, pembagian sedemikian rupa hingga sel-sel yang baru hanya mempunyai separuh dari jumlah kromosom yang biasa. Jadi, sel telur yang matang mempunyai 22 buah kromosom biasa dan sepasang X kromosom seks. Tetapi  sel mani yang matang ada dua macam yaitu sel mani dengan 22 buah kromosom biasa dengan sepasang kromosom seks X dan Y.
Jika spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah X kromosom membuahi sebuah sel telur maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa dan 2 buah X kromosom maka zygote ini akan menjadi anak perempuan.
Jika spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah Y kromosom membuahi sebuah sel telur, maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa, sebuah X kromosom dan sebuah Y kromosom, maka zygote ini akan menjadi anak laki-laki.
Jadi, yang paling berpengaruh dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma dari pria. Sperma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan sel telur wanita hanya mengandung kromosom X. Jadi untuk mendapatkan anak laki-laki, diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan dibutuhkan kromosom X dan X
Seorang dokter dan ahli internasional dalam bidang fisiologi reproduksi manusia bernama Shettles telah mengumumkan hasil penelitiannya tentang beberapa fakta ilmiah yang berkaitan dengan “ pemilihan “ jenis kelamin bayi. Beberapa hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan antara lain :

Pertama, pihak laki-laki ( ayah ) yang menentukan jenis kelamin anak-anaknya

Kedua, sperma di dalam air mani terdiri dari dua ukuran dan bentuk :  
  • Andro-sperma : ukuran lebih kecil, kepala bulat, mengandung kromosom Y, membuahkan jenis kelamin laki-laki.  
  • Gino-sperma : ukuran lebih besar, kepala lonjong ( oval ) , mengandung kromosom X, membuahkan jenis kelamin wanita
Ketiga, Gino-sperma memiliki daya tahan dan daya hidup lebih besar dan lebih lama daripada Andro-sperma

Keempat, beberapa factor yang mempengaruhi situasi dan kondisi di sekitar liang peranakan, antara lain :
  • Kondisi asam akan menghambat , baik andro-sperma maupun gino-sperma, namun akan memukul dan melemahkan andro-sperma lebih dini dan dalam jumlah yang banyak.   
  • Kondisi alkalis akan baik bagi andro-sperma maupun andro-sperma ( susunan kimiawi  tubuh wanita menjadi lebih alkalis pada saat mendekati detik-detik ovulasi supaya kemungkinan terjadi pembuahan ( konsepsi ) lebih optimal. Apalagi bila hubungan seks yang dilakukan mencapai orgasme.

Kelima, Dalam lingkungan non asam, andro-sperma mampu bergerak lebih cepat dan gesit daripada gino-sperma.

Keenam, Penentuan waktu hubungan seks dan saat terjadinya ovulasi merupakan factor penunjang dalam memilih jenis kelamin bayi; 
  • Hubungan seks yang dilakukan pada waktu mendekati / dekat saat-saat ovulasi dan apabila lendir liang senggama sangat alkalis , sangat besar kemungkinan menghasilkan bayi laki-laki. 
  • Hubungan seks yang dilakukan 2- 3 hari sebelum ovulasi, di mana lender liang senggama bersifat asam, kemungkinan membuahkan anak perempuan adalah lebih besar.
Ketujuh, Jumlah sperma persentimeter kubik dapat pula mempengaruhi jenis kelamin bayi. Apabila jumlah sperma 20 juta atau kurang ( oligospermi ) kemungkinan adanya keturunan adalah terbalik dengan jumlahnya. Dapat dikatakan, jika jumlah sperma 1 juta atau kurang dan terjadi kehamilan akan membuahkan bayi perempuan.

Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, akhirnya Shettles menyusun dua prosedur dan pedoman masing-masing untuk “memilih” jenis kelamin bayi bagi pasangan suami istri yang menginginkannya.


E.   Kelainan Pada Kromosom Kelamin Manusia
1.       Sindrome Turner

Individu perempuan yang kehilangan sebuah kromosom X sehingga hanya memiliki 45 kromosom, dengan formula kromosom 22AAXO. Biasa juga disebut sebagai wanita XO, ciri – ciri seperti tampak pada gambar :
1.      Wanita
2.      tubuh pendek
3.      leher pendek dan bersayap
4.      dada lebar dan rata
5.      tanda kelamin sekunder tidak muncul
6.      amenore primer/steril keterbelakangan mental.








2.       Sindrome Klinefelter

Individu laki – laki dengan kelebihan sebuah kromosom X sehingga memiliki 47 kromosom dengan formula 22AAXXY. Nampak seperti normal terutama pada kanak – kanak namun ketika dewasa menunjukkan ciri – ciri seperti pada gambar :
1.      laki laki
2.      postur tinggi
3.      IQ rendah
4.      steril/infertile
5.      ginekomastia
6.      memperlihatkan tanda wanita
7.      testis kecil
8.      lengan dan kaki sangat panjang/tinggi).






















3.       Wanita Super
Wanita dengan kelebihan kromosom X sehingga memiliki 47 kromosom, dengan formula kromosom 22AAXXX atau disingkat sebagai wanita XXX. Hidupnya yang tak lama biasa meninggal diwaktu masih kanak – kanak karena banyak alat – alat tubuhnya tidak sempurna perkembangannya.
Cirri-ciri:
1.      wanita
2.      alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang
3.       postur tinggi
4.      IQ rendah
5.      infertil.

4.       Pria XYY (supermale)
      Ciri-ciri:
1.      tubuh ektrim tinggi
2.      IQ 80 – 118
3.      abnormal alat genetalia luar dan dalam
4.      tidak menimbulkan anomali pada tubuh
5.      lebih agresip dan suka berbuat jahat
6.      Tingkah laku eksplosif
7.      Hiperaktif dan agresif, dan psikopat
8.      Perkembangan seks normal, testosteron normal.

Sumber gambar : biologimediacenter.com



















 

F.    Cara Memproleh Keturunan Sesuai Yang Diinginkan
Ada beberapa metode ilmiah yang bisa kita terapkan untuk mendapatkan jenis kelamin anak sesuai dengan yang kita inginkan.
1.      Teori Akihito
Teori ini menegaskan pada kapan waktu berhubungan seksual. Hasil penelitian menunjukkan masing-masing kromosom memiliki karakter sendiri-sendiri. Sperma Y berbentuk bundar, ukurannya lebih kecil atau sekitar sepertiga kromosom X, bersinar terang, jalannya lebih cepat, dan usianya lebih pendek serta kurang tahan dalam suasana asam. Sedangkan sperma X ukurannya lebih besar, berjalan lamban, bentuknya lebih panjang, dan dapat bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana asam.
Dari data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki maka hubungan intim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi ovulasi (saat keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur). Dengan begitu, sperma Y yang masuk ke dalam rahim dapat langsung membuahi sel telur. Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan, hubungan intim sebaiknya dilakukan sebelum ovulasi terjadi. Misalnya, ovulasi diperkirakan terjadi pada tanggal 10. Oleh karena itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan 3 hari sebelumnya, sehingga pada saat ovulasi terjadi tinggal sperma X yang masih hidup dan membuahi sel telur.
Metode ini memang tidak praktis karena pasangan harus tahu saat tepat berlangsungnya ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang wanita harus mengukur suhu tubuhnya selama 3 bulan berturut-turut. Proses pengukurannya pun tidak boleh salah, yakni dengan meletakkan termometer khusus di mulut setiap pagi sebelum turun dari tempat tidur. Hasil pengukuran itu dicatat dalam sebuah tabel. Bila suatu hari, suhu tubuh menunjukkan peningkatan, berarti saat itulah ovulasi sedang terjadi.
Sayangnya, bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal ini tentu sulit dilakukan. Keakuratan metode ini juga rendah karena biar bagaimana pun kita tidak tahu apakah sperma X atau Y yang berhasil membuahi sel telur. Selain cara medis diatas, ada beberapa cara praktis yang diyakini dapat membuat pasangan memperoleh anak dengan jenis kelamin yang diidam-idamkan.
a)      MENDAPATKAN ANAK LAKI-LAKI
Ø  Membilas Vagina dengan Air + Soda
Larutan untuk membilas dibuat dari campuran 1 gelas air + 2 sendok makan garam soda (natrium bikarbonat soda). Mengapa harus dibilas seperti itu? Seperti sudah disebutkan, kromosom X bersifat lebih tahan asam sedangan kromosom Y bersifat kurang tahan asam serta jalannya lebih cepat. Nah, pembilasan vagina dengan larutan garam soda (bersifat basa) bertujuan menurunkan kadar keasaman vagina, sehingga sperma Y lebih terjamin hidupnya dan bisa melewati liang vagina menuju rahim untuk membuahi sel telur.
Ø  Istri Orgasme Lebih Dulu
Biarkan istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan yang dihasilkan saat wanita mengalami orgasme akan lebih mendukung pergerakan sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur. Semakin cepat sampai akan semakin baik, karena usia sperma Y lebih pendek.
Ø  Posisi Knee-Chest
Ada posisi yang diduga bisa membuat sperma Y meluncur cepat melalui liang vagina, rahim, dan sampai ke sel telur, yaitu posisi knee-chest. Posisi dimana suami bersetubuh dengan istri dari belakang ini disebut juga doggie style.
Ø  Penetrasi Dalam
Semakin dalam penetrasi, maka semakin dekat jarak yang ditempuh sperma menuju sel telur. Bila suami bisa menekan sedalam-dalamnya saat ejakulasi berlangsung, hal ini bisa meningkatkan kemungkinan mendapat anak laki-laki.
Ø  "Puasa" Sementara
Untuk meningkatkan kuantitas volume spermanya, suami dianjurkan menabung spermanya atau tidak melakukan ejakulasi sekitar 7-8 hari. Dengan jumlah sperma yang lebih banyak per mililiternya, kemungkinan mendapatkan anak laki-laki juga meningkat. Puasa seks juga bertujuan menghindari kemungkinan tertinggalnya sperma X dari hubungan intim yang dilakukan beberapa hari sebelum masa ovulasi. Bila ada sperma X tertinggal dalam organ reproduksi wanita, begitu tiba masa ovulasi, ia dapat langsung membuahi sel telur. Berarti anak perempuanlah yang akan didapat. Sedangkan jika dalam seminggu sebelumnya puasa seks dijalankan, maka sperma Y memiliki kesempatan yang besar untuk membuahi sel telur.

b)      MEMPEROLEH ANAK PEREMPUAN
Ø  Membasuh Vagina dengan Air + Cuka
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar keasaman vagina, basuhlah daerah itu dengan 1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok makan asam cuka. Lingkungan vagina bersuasana asam diharapkan dapat mematikan sperma Y sehingga sperma X selamat sampai tujuan. Volume sperma X yang banyak dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan anak perempuan.
Ø  Hindari Orgasme
Saat melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum istri mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran substansi yang membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini akan membuat sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang punya daya tahan lebih baik.
Ø  Posisi Muka Bertemu Muka
Hubungan intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan suami di atas sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos ke mulut serviks (leher rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan sperma pun akan lebih lama dan hal ini lebih menguntungkan sperma X.
Ø  Penetrasi Pendek
Penetrasi pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke ujung vagina saat suami mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti memperpanjang jarak sperma ke sel telur yang diduga akan menambah persentase kesempatan sperma X mengingat daya tahannya yang lebih kuat dari sperma Y.
Ø  Seks Teratur
Dengan seks teratur, volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tidak ada sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan anak perempuan. Kenapa? Sebelum mencapai sel telur, sperma harus melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan, terutama sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama jumlahnya akan semakin sedikit. Nah, untuk mendapatkan volume sperma yang sedikit, hubungan intim sebaiknya dilakukan setelah haid, setiap 2 hari sekali hingga 2-3 hari menjelang ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang tahan lebih lama mungkin saja banyak yang masih tertinggal dan akan membuahi sel telur begitu ovulasi terjadi.
Hal yang perlu diketahui adalah semua metode hanya dapat meningkatkan persentase keberhasilan. Tidak ada yang bisa menjamin 100% bahwa nanti yang keluar pasti bayi laki-laki atau bayi perempuan. Selamat mencoba!
2.      Berdasarkan makanan dan lingkungan
Penentuan anak laki2 atau perempuan adalah dambaan sepasang suami istri.
Bila anda ingin merencanakan untuk mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, ada sejumlah cara ilmiah :

a. Untuk mendapatkan bayi laki-laki :
1. Ayah sebaiknya menjalani tiger diet atau makan banyak daging
2. Wanita sebaiknya banyak mengonsumsi sayur mayur dan buah-buahan
3. Vagina dibasuh dengan air hangat dicampur dengan baking soda 15 menit sebelum berhubungan. Tujuannya adalah menjaga agar daerah vagina bersifat basa.
4. Hubungan seks dianjurkan dilakukan pada masa subur setelah ovulasi terjadi atau hari ke-15 atau ke-16.

b. ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­Untuk mendapatkan bayi perempuan :
1. Ayah sebaiknya banyak makan sayur mayur dan buah.
2. Wanita sebaiknya banyak mengonsumsi daging.
3. Vagina dibasuh dengan air hangat dicampur dengan cuka dapur 15 menit sebelum berhubungan. Tujuannya adalah menjaga agar daerah vagina bersifat asam.
4. Hubungan seks dianjurkan dilakukan sebelum ovulasi atau hari ke-12 atau ke-13.



BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Sistem penentuan kelamin XY adalah sistem penentuan kelamin yang dapat ditemui pada mamalia (termasuk manusia), dan beberapa serangga (Drosophila) serta beberapa tumbuhan (Ginkgo). Pada sistem penentuan seks XY, betina memiliki dua dari kromosom seks yang sama jenisnya (XX), dan disebut kelamin homogenik sedangkan jantan memiliki dua kromosom seks berbeda (XY), dan disebut kelamin heterogenik.
Sehingga jelaslah sudah, bahwa kromosom sekslah penentu seks seseorang yang ternyata berasalah dari kromosom seks seorang ayah, karena ayah mempunyai du kromsom seks yaitu X dan Y.

B.    SARAN
Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga literatur untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu ditambahkan lagi buku-buku kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas mahasiswa.
Dan kami berharap makalah atau karya tulis ini dapat bermanfaat pagi pembaca sebagai ilmu pengetahuan atau wawasan umum. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan sarana yang kami miliki. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sesalu kami harapkan sehinga dimasa mendatang makalah ini dapat menjadi lebih baik.














Glosarium
Istilah – istilah maning!!!
Kromosom XY                       : kromosom kelamin/ seks
Kromosom AA           : kromosom autosom atau kromosom tubuh
Homogametik             : kromosom sama (terletak pada betina)
Heterogametik                        : kromosom berbeda (biasa terletak pada jantan)
Nondisjunction            : tidak memisahkan diri pada sepasang kromosom seks saat meiose
Betina super               : 3AAXXX (ada kelainan pada alat tubuh)
Betina dgn Y              : 3AAXXY (seperti betina biasa dan fertil)
Jantan steril                : 3AAXO
3AAYO                       : letal dan tak punya keturunan
Ginandromorf            : lalat dengan separoh tubuhnya terdiri dari jaringan betina dan separoh jantan
Interseks                     : lalat dengan jaringan tubuhnya mosaik (3AAAXX)
Jantan super               : 3AAAXY, tak lama hidup dengan keaadaan steril dan triploid
3AAXXY                    : betina dengan “attached X chromosome” atau kromosom X yang melekat
Indeks Kelamin           : banyaknya kromosom X/banyaknya sel autosom atau disingkat  X/A
Letal                            : tidak ada
Fertil                           : subur
Steril                           : mandul
Ginospermium            : spermatozoa dengan 22 autosom dengan sebuah kromosom X, 22AX
Androspermium          : spermatozoa dengan 22 autosom dengan sebuah kromosom Y, 22AY
Sel kromatin               : ditemukan pada sel saraf atau jaringan lain guna seks kromatin
Hipotesa Lyon            : kromosom X mengalami perubahan dr induk n kehilangan aktivitas genetiknya
Partenogenese                        : terbentuknya mahluk dari sel telur tanpa pembuahan. Diploid  Haploid
Ordo Orthoptera         :
Heteroptera                 :
Hymenoptera              :
Ploiditas                      : Variasi Jumlah Kromosom)
Arrhenotoky                :
Drosophylla melanogaster :
Bonelia viridis                         : Cacing laut












Daftar pustaka
Pratiwi. D.A, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta. Erlangga.
Rochman. Dedi M. 2007. Intisari Biologi untuk SMA Kelas X, XI, dan XII. Bandung. Cv Pustaka Setia.
Kusumawati. Rohana, dkk. 2011. Detik-Detik Biologi SMA/MA. Jakarta. Intan Pariwara
Broooker, Cristine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta:EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar